Hari telah beranjak siang, udara Semarang seperti biasanya..panas dan menyengat. Kulipat Jas Co asku dan memasukannya ke dalam tas hitam dari kulit buaaaaya...kata bang Iwan Fals. Nggak, tas ku bukan dari kulit Buaya tapi dari kulit Pak Aya suaminya Buaya. Aku segera berjalan menyusuri koridor rumah sakit menuju parkiran sepeda motor. Didepan bangsal ruang Pria, aku melihat para pasien jiwa sedang menjemur kasur. Cuma yg bikin aku tersenyum adalah para Pasien itu dengan santainya tiduran diatas kasur yg sedang dijemur padahal udara puaanase pol..apa gak kepanasan..ya. Tiba-tiba...gedebag..gedebug....seorang pasien pria lari menyalipku dengan kecepatan seorang maling. Aku kaget juga...dibelakangnya, beberapa perawat mengejarnya sambil berteriak,," Hey...jangan lari..." Si pasien nggak berhenti malah semakin kenceng larinya. Pasti si pasien itu mau melarikan diri pikirku. Tak berapa lama kemudian, ada seorang pasien pria lagi yg ikut lari. Tanpa pikir panjang aku segera mengejar pasien yg kedua ini karena aku yakin dia juga pasti mau melarikan diri. Aku mengajak Asep temanku mengejar pasien tsb. beberapa pasien yg sedang duduk ikut mengejar juga. Luar biasa, pasien yg kukejar itu ternyata larinya kenceng juga..mungkin dia dulu sprinter angkatangnnya Mardi Lestari atau Carl Lewis atau malah Ben Johnson. Akhirnya karena dikepung, Pasien itu tertangkap di halaman Rumah sakit dekat dengan air mancur. Tapi proses tertangkapnya si pasien sungguh berliku. Dia lari kekanan..aku cegat kekanan dia lari kekiri,....aku cegat ke kiri dia malah lurus...kayak orang mainankejar-kejaran.
" Kamu mau melarikan diri ya" kataku dengan nafas kos-kosan eh ngos-ngosan ding.
" Siapa yg mau melarikan diri..aku itu mau ikut menangkap orang yg lari tadi lha kok malah di tangkap" kata Pasien itu dengan mimik wajah tak berdosa. Siapa yg tau..lha wong mlayune kayak begitu kok..