
INILAH NOVEL PLESETAN PERTAMA DI INDONESIA
Di tengah lautan buku yang terhampar di rak sebuah toko buku ternama, saya tertarik dengan sebuah buku yang terpampang dengan anggunnya di tempat kumpulan buku-buku fiksi. Sebuah buku berukuran tanggung dengan cover menyolok bergambar seorang gadis manis dengan rambut diikat menjadi 2 bagian. Jari tangan kanannya membentuk lingkaran yang melingkar dimata kanannya. Sementara di bagian belakang, nampak seorang cowok dengan balutan seragam SMA duduk di rerumputan sambil memandang sang gadis, wajah cowok itu nampak malu-malu Buku itu berjudul KACA MATA BERLENSA CINTA sebuah novel PLESETAN pertama di Indonesia yang ditulis oleh Dr BEN. Novel plesetan pertama di Indonesia? Apanya yang plesetan? Apakah ceritanya yang plesetan atau kalimatnya yang plesetan ataukah pengarangnya yang plesetan atau malah yang lainnya?
Saya tertarik untuk membacanya, apalagi dihalaman muka ada komentar dari Kelik Pelipur Lara alias Bapak Wapres Ucup Kelik yang terkenal sebagai the king of plesetan sehingga menambah kesan plesetannya.
Setelah membaca, ternyata lumayan juga. Novel ini tidak seperti novel-novel lainnya karena ketika membacanya, serasa ngemot permen Nano-nano atau makan oseng-oseng mercon yang super pedas itu.Saat membaca lembar demi lembar seperti Nano-nano dan oseng-oseng mercon tadi, setiap kunyahan selalu ada rasa dan sensasi pedas yang dimunculkan. Rasa dan sensasi itu berupa kejutan-kejutan berupa celotehan tokoh dalam cerita yang dikemas dengan gaya humor dan plesatan sehingga cerita yang sebenarnya hanya sebuah cerita sederhana tentang persahabatan dan cinta menjadi sebuah cerita yang tidak membosankan dan menghibur.
Tokoh utama dalam cerita ini bernama Yonas, seorang remaja tanggung yang digambarkan sebagai seorang remaja yang ramah, kocak, agak usil tapi sopan. Cerita bergulir dari satu kisah ke kisah yang lain secara runut Bagaimana perjalanan cintanya dengan Lisa dan persahabatannya dengan Dito semuanya bejalan dengan runut mirip melihat sebuah album foto,cuma dalam keseluruhan cerita, kesan jawanya terlalu dominan. Banyak kalimat, idiom atau kata-kata yang sangat jawa Sehingga kalau dibaca oleh orang yang bukan jawa akan sedikit terganggu. Barangkali saja karena penulisnya memang orang jawa. Penulis novel ini yaitu Dr BEN ( lengkapnya Benny Indratno ) ternyata adalah seorang dokter yang saat ini sedang menempuh pendidikan spesialisasi di bagian Patologi Klinik di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro / RS Dr Kariadi Semarang.
Memang jarang ada seorang dokter yang mampu bertutur dan bercerita dengan penuh humor dan plesetan seperti dalam cerita ini. Barangkali itu juga merupakan nilai “lain” dari novel Kaca mata berlensa Cinta ( KBC ) ini.
Memang ceritanya sedehana malah menurut saya sangat sederhana , namun dalam kesederhanaanya itu, kita jadi diingatkan pada realita kehidupan di sekitar kita yang sebenarnya juga sederhana, karena semua akan berjalan alami. Untuk itu, ditengah hingar bingarnya etalase kehidupan yang ditawarkan disekitar kita, yang semakin hedonis dan cenderung tidak realistis tersebut, novel ringan tentang persahabatan dan cinta yang dikemas dengan gaya humor dan plesetan ini bisa menjadi alternatif hiburan yang dapat merefleksikan kembali akan nilai-nilai kehidupan yang sedang dan akan terus kita jalani dan yakini ini.! ( SIBENG )
Di tengah lautan buku yang terhampar di rak sebuah toko buku ternama, saya tertarik dengan sebuah buku yang terpampang dengan anggunnya di tempat kumpulan buku-buku fiksi. Sebuah buku berukuran tanggung dengan cover menyolok bergambar seorang gadis manis dengan rambut diikat menjadi 2 bagian. Jari tangan kanannya membentuk lingkaran yang melingkar dimata kanannya. Sementara di bagian belakang, nampak seorang cowok dengan balutan seragam SMA duduk di rerumputan sambil memandang sang gadis, wajah cowok itu nampak malu-malu Buku itu berjudul KACA MATA BERLENSA CINTA sebuah novel PLESETAN pertama di Indonesia yang ditulis oleh Dr BEN. Novel plesetan pertama di Indonesia? Apanya yang plesetan? Apakah ceritanya yang plesetan atau kalimatnya yang plesetan ataukah pengarangnya yang plesetan atau malah yang lainnya?
Saya tertarik untuk membacanya, apalagi dihalaman muka ada komentar dari Kelik Pelipur Lara alias Bapak Wapres Ucup Kelik yang terkenal sebagai the king of plesetan sehingga menambah kesan plesetannya.
Setelah membaca, ternyata lumayan juga. Novel ini tidak seperti novel-novel lainnya karena ketika membacanya, serasa ngemot permen Nano-nano atau makan oseng-oseng mercon yang super pedas itu.Saat membaca lembar demi lembar seperti Nano-nano dan oseng-oseng mercon tadi, setiap kunyahan selalu ada rasa dan sensasi pedas yang dimunculkan. Rasa dan sensasi itu berupa kejutan-kejutan berupa celotehan tokoh dalam cerita yang dikemas dengan gaya humor dan plesatan sehingga cerita yang sebenarnya hanya sebuah cerita sederhana tentang persahabatan dan cinta menjadi sebuah cerita yang tidak membosankan dan menghibur.
Tokoh utama dalam cerita ini bernama Yonas, seorang remaja tanggung yang digambarkan sebagai seorang remaja yang ramah, kocak, agak usil tapi sopan. Cerita bergulir dari satu kisah ke kisah yang lain secara runut Bagaimana perjalanan cintanya dengan Lisa dan persahabatannya dengan Dito semuanya bejalan dengan runut mirip melihat sebuah album foto,cuma dalam keseluruhan cerita, kesan jawanya terlalu dominan. Banyak kalimat, idiom atau kata-kata yang sangat jawa Sehingga kalau dibaca oleh orang yang bukan jawa akan sedikit terganggu. Barangkali saja karena penulisnya memang orang jawa. Penulis novel ini yaitu Dr BEN ( lengkapnya Benny Indratno ) ternyata adalah seorang dokter yang saat ini sedang menempuh pendidikan spesialisasi di bagian Patologi Klinik di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro / RS Dr Kariadi Semarang.
Memang jarang ada seorang dokter yang mampu bertutur dan bercerita dengan penuh humor dan plesetan seperti dalam cerita ini. Barangkali itu juga merupakan nilai “lain” dari novel Kaca mata berlensa Cinta ( KBC ) ini.
Memang ceritanya sedehana malah menurut saya sangat sederhana , namun dalam kesederhanaanya itu, kita jadi diingatkan pada realita kehidupan di sekitar kita yang sebenarnya juga sederhana, karena semua akan berjalan alami. Untuk itu, ditengah hingar bingarnya etalase kehidupan yang ditawarkan disekitar kita, yang semakin hedonis dan cenderung tidak realistis tersebut, novel ringan tentang persahabatan dan cinta yang dikemas dengan gaya humor dan plesetan ini bisa menjadi alternatif hiburan yang dapat merefleksikan kembali akan nilai-nilai kehidupan yang sedang dan akan terus kita jalani dan yakini ini.! ( SIBENG )